Kamis, 19 Januari 2017

Membangun Bisnis Yang Sehat



Kalau Anda saat ini membangun sebuah bisnis, tahukah Anda bahwa 80% bisnis itu tidak bisa survive dalam lima tahun? Kenapa hal itu terjadi? Salah satu faktornya adalah karena banyak dari kita masih memiliki “mindset karyawan”, yaitu kita masih suka terlibat dalam bisnis kita, atau memiliki pemikiran, “kalau tidak ada saya maka bisnis ini tidak jalan.”

Pada artikel ini, kita akan fokus pada how to make money pada bisnis Anda.

Kalau Anda saat ini adalah orang yang ingin menjadi seorang entrepreneur yang menjadi tantangannya adalah Anda akan mengurusi memperbanyak capital pada bisnis atau start up Anda. Lalu, mungkin Anda akan bertanya-tanya, “bagaimanakah agar bisa make money pada bisnis yang saya jalankan?”

Pertama, kuasailah laporan keuangan.
Walaupun bisnis Anda masih kecil, Anda harus bisa membuat bisnis Anda berjalan secara professional. Kalau Anda masih phobia dengan laporan keuangan, mungkin bisnis Anda tidak akan bisa profitable dan potensi bisnis Anda tidak bisa terkupas semuanya. Karena all about business is all about numbers.

Kalau Anda tidak mengerti angka-angka dalam bisnis Anda, maka dapat dipastikan bisnis Anda tidak profitable, bahkan bisnis Anda akan segera “pensiun dini”. Jadi, kenalilah angka-angka pada Laporan Keuangan dan buatlah Laporan 

1. Perbanyak Prospek (Leads)

Caranya adalah dengan iklan, buka cabang, sebar brosur, ikut pameran, membuat pelatihan, dll. Misalnya, Anda buka toko di mal. Rata-rata yang masuk ke toko Anda secara tidak sengaja adalah 1000 orang, maka prospek atau leads Anda adalah 1000. Kemudian Anda sebarkan brosur di pintu gerbang mall yang mengundang orang supaya datang ke toko Anda. Let’s say prospek yang masuk ke toko dari brosur tersebut adalah 100 orang, jadi prospek Anda menjadi 1100. Semakin banyak yang masuk ke toko Anda berarti semakin banyak pula prospek Anda.

2. Perbanyak Jumlah Konversi (Conversion)

Konversi adalah jumlah prospek yang akhirnya membeli produk Anda. Misalnya dari 1000 prospek yang masuk ke toko Anda ada 250 orang yang membeli. Artinya konversi Anda adalah 25%. Bagaimana cara menaikkan konversi? Contohnya: berikan garansi, berikan jaminan purna jual, delivery gratis, dll.

3. Naikkan Jumlah Transaksi

Jumlah transaksi adalah berapa banyak transaksi yang terjadi di toko Anda per hari, per minggu atau per bulan. Bagaimana cara menaikkan jumlah transaksi? Lakukan berbagai cara agar pelanggan Anda lebih sering belanja, misalnya dengan memberikan hadiah, bonus, point, voucher dll.

4. Naikkan Jumlah Rata-rata Pembelian

Dari jumlah transaksi tersebut berapa rata-rata transaksinya? Misalnya toko Anda memperoleh omset Rp. 1.000.000 per hari dengan jumlah transaksi 50, maka rata-rata transaksi Anda adalah Rp. 20.000. Caranya? Anda pernah makan di McDonalds? Setiap kita akan membayar, pelayannya selalu tanya: “Mau tambah french fries pak?” Kalau kita jawab iya, dia akan tanya: “Yang large atau medium?” Kalau kita jawab tidak ingin french fries, dia akan tanya lagi: “Es krimnya mau pak?” atau “Mau coba wafflenya pak?” Begitu seterusnya.

5. NaikkanMargin Keuntungan

Misalnya harga pokok produk Anda adalah Rp.750. Anda jual Rp.1000, maka keuntungan Anda adalah Rp. 250 atau 25% (Rp. 250 : Rp. 1000). Kemudian Anda naikkan harganya Rp. 100 menjadi Rp. 1.100, maka margin keuntungannya menjadi 32% atau naik 7%.

Ketiga, kalau Anda ingin meningkatkan revenue, bagaimana Anda meningkatkan repeat order, yaitu bagaimana Anda memonitor database customer, bukan hanya mereka beli sekali, tapi mereka beli berkali-kali. Pastikan Anda memiliki strategi yang tepat melakukan hal itu.
Keempat, bagaimana cara agar rata-rata pembelian Anda bisa naik. Misal, pembeli Anda membeli 100ribu, kenapa mereka tidak beli 120ribu? Anda harus melakukan apa pada bagian advertising, online business? Atau apa yang harus Anda intensifkan pada orang-orang sales atau non sales.
Contohnya adalah pada saat kita makan di McDonald.
Setiap kita mau bayar di kasir, kasir pasti akan menawarkan macam-macam. Misal french fries, es krim dll. Akhirnya, tadinya tidak ingin membeli french fries akhirnya jadi beli. Tadinya yang cuma beli ukuran kecil, jadinya membeli yang ukuran medium.

Finally, kalau Anda ingin meningkatkan profit atau meningkatkan selisih keuntungan, Anda bisa menaikkan harga atau menurunkan biaya. Tidak semua industri bisa dengan mudah untuk menaikkan harga.

Kalau Anda bisa melakukan lima hal di atas, maka keuntungan bisnis Anda akan semakin bagus.

Selamat, bagi Anda yang sudah memutuskan untuk menjadi seorang entrepreneur, membuat kehidupan menjadi lebih baik dengan membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain. Sebelum Anda berinvestasi pada bisnis Anda, investasilah lebih banyak pada diri Anda.

Jangan harap bisnis itu semakin mudah, berharaplah Anda menjadi semakin baik.

10 Tanda Bisnis yang Sehat dan Bersih



Siapa yang tidak menginginkan memiliki bisnis? Lebih lagi, siapa yang tidak menginginkan memiliki bisnis yang sehat dan bersih. Ini adalah idaman banyak pengusaha. Tentunya kita harus mendefinisikan bisnis yang sehat dan bersih.
Menurut saya Bisnis yang Sehat artinya memiliki kemampuan untuk menghidupi diri sendiri, membiayai lifestyle business owner dan pastinya biaya investasi pengembangan bisnis itu sendiri. Bersih, berarti, bebas dari tindakan korupsi, penggelapan, penyalahgunaan wewenang sampai taat pajak tetapi juga bertumbuh secara berkala.
Mengapa penting memiliki Bisnis yang Sehat
Seperti yang kita lihat, perubahan teknologi, permintaan konsumen, biaya yang membengkak, kompetisi yang juga tidak mau ketinggalan dan juga perubahan gaya hidup karyawan kita sendiri mempengaruhi kondisi bisnis. Bisnis yang terus menerus suntik modal, berarti mengalami kebocoran bisnis yang serius.
Alasan bisnis mengalami kebocoran
1.    Piutang tidak terkendali
2.    Sales banyak menjual tapi tidak suka menagih
3.    Pemenuhan kebutuhan konsumen tidak konsisten
4.    Kualitas yang buruk
5.    Tingginya angka reject
6.    Kontrol yang tidak konsisten
7.    Kurang perencanaan yang matang
Apa ciri-ciri bisnis yang sehat dan bersih?
Saya setuju jika bisnis yang sehat dan bersih memiliki karakteristik yang mirip. Berikut ini adalah 10 karakter yang menurut saya bisa dikategorikan sebagai perusahaan sehat :
1.    Berjalan dengan system yang terkendali
Bisnis yang berjalan dengan system akan memungkinkan kita mengendalikan proses dengan baik. Sistem yang saya maksud bukan software, teknologi canggih, tetapi proses yang dikendalikan dengan cara yang baik. Sistem juga akan membantu kita mengurangi ketergantungan akan “super manager” atau orang yang “tak tergantikan”.
2.    Memiliki pertumbuhan profit yang sehat minimal 10-15% pertahun
Ya, saya tahu Anda pasti berpikir, koq kecil banget hanya 10%? Realitanya, 80% bisnis tidak bertahan karena gagal mencetak profit karena mis-management. Pertumbuhan berkala lebih baik dari pada pertumbuhan dadakan, tapi juga jatuh dadakan.
3.    Memiliki karyawan yang produktifitasnya terukur
Bisnis yang Sehat harus memiliki Karyawan yang Produktif. Produktif atau tidak seorang karyawan bisa diukur secara cepat dari apa yang mereka hasilkan. Sayangnya banyak pengusaha malas mengukur hasil kerja karyawan karena terlalu fokus menyelesaikan masalah, tidak fokus pada control.  Karyawan yang produktif akan menambah keuntungan, membawa nama baik perusahaan, membuat pelanggan merasa penting dan membuat karyawan lain feel good. Jika tidak, berarti Anda memiliki potensi masalah jika dibiarkan.
4.    Bisa berjalan tanpa intervensi pemilik secara operasional
Anda pengusaha? Masih terlibat kegiatan operasional? Masih mengurus hal-hal sepele? Coba pikirkan, apakah waktu Anda lebih berharga mengurus hal kecil atau menciptakan standar kerja dan struktur organisasi yang bisa membantu Anda mengatur kerja team.  Kontrasnya, pengusaha yang gagal melepaskan urusan operasional akan menghambat kreatifitas team untuk memajukan perusahaan.
5.    Tidak suntik modal secara terus menerus
Nah, ini adalah musuh besar bisnis sehat. Suntik modal adalah tanda kebocoran serius. Apakah ada kebocoran sengaja atau tidak, pasti akan mempengaruhi kesehatan keuangan Anda.
6.    Mampu membayar hutang
Efek samping bisnis yang gagal dalam pengelolaan cashflow, akan sulit bayar hutang tepat waktu. Mau profit margin tinggi? Anda bisa bayar lebih cepat ke supplier dan meminta potongan harga dari mereka. Kegagalan Anda mengelola cashflow akan menyebabkan supplier menaikkan harga karena cost of fund yang harus mereka tanggung cukup besar.
7.    Memiliki perputaran stok yang tinggi
Apa hubungan antara perputaran stok dengan cashflow? Sangat besar. Stok yang Anda beli tidak akan serta merta langsung terjual, betul? Untuk itu kemampuan team dalam menjual produk Anda akan memberi Anda kesempatan untuk mengisi ulang stok dengan lebih cepat. Maka Anda harus rajin-rajin memberikan pelatihan kepada team Anda agar mereka mampu menjual dengan lebih semangat.
8.    Punya budget besar untuk pelatihan karyawan
Ya, jika Anda perhatikan, masalah cashflow akan berdampak pada banyak hal. Budget pelatihan yang besar adalah ciri penting bisnis sehat. Pelatihan tidak hanya akan menambah wawasan karyawan tetapi juga mengasah moral sehingga mereka akan berpikir dua kali jika ada kesempatan berbuat curang. Namun tidak sedikit pengusaha yang merasa pelatihan tidak akan memberi dampak, bahkan khawatir jika sudah diberi pelatihan, karyawan akan resign.
9.    Karyawan loyal lebih banyak dari yang keluar masuk
Mencari karyawan baru biayanya 9 kali lebih mahal dari menjaga karyawan lama. Waktu untuk melatih, membina, mengijinkan mereka berbuat kesalahan, sangat mahal harganya.
10. Punya dana promosi yang besar
Marketing adalah alat yang bisa Anda gunakan untuk membangun brand, loyalitas pelanggan, loyalitas team, dan menambah customer baru. Banyak bisnis yang tidak punya dana promosi akhirnya harus terus menerus bergerilya dan bergantung pada customer lama. Ketika customer lama pindah ke lain hati, penjualan langsung turun drastis.
Semoga apa yang saya bahas memberi Anda inspirasi, agar Anda terus mengupayakan memiliki bisnis yang sehat dan bersih, bertumbuh dan bermanfaat bagi banyak orang.